hitam muda

Hana paling suka main plastisin. Terutama bagian mencampur warna-warni plastisin itu. Hasil akhirnya adalah….geruntulan berwarna coklat ;(

Suatu hari, dia mencampur plastisin biru dengan plastisin putih.

“Bu, kalau walna bilu sama putih jadinya walna apa?” tanyanya.

“Jadinya biru muda. Warna apapun, kalau dicampur sama putih jadinya  muda de. Misalnya, merah dicampur putih, jadi merah muda. hijau dicampur putih, jadi hijau muda”. jawab ibu.

Seminggu kemudian, de Hana sedang nonton telettubies.

“Bu, liat itu awan hitam sama awan putih belcampul. Jadinya….dede tau…HITAM MUDA !!!” teriaknya dengan kerlingan khas matanya.

Hahahaha…..;)

buka….atau sahur…. ???

Anak-anak saya, susah sekali disuruh tidur siang. Sejak usia 2 tahun sudah tak biasa tidur siang. Beragam cara sudah saya coba, tapi tak pernah berhasil. Biasanya sesekali  mereka tidur kalau dijemput dari sekolah pake mobil.

Seminggu lalu, karena soulmatenya gak bisa main karena tidur siang, lama-lama Umar tertidur di sofa. Dia mulai tidur jam 4. Kita biarkan saja meskipun ada resiko harus nemenin dia begadang nanti malam. Maklum, mulai jam 4…biasanya setiap 5 menit sekali dia nanya “kapan buka puasanya?” sudah resah dan gelisah deh…

Sampai adzan maghrib, Umar masih tertidur lelap. Beragam cara membangunkannya gak berhasil. Setelah 10 menit, dia buka mata, lalu pindah tempat ke kamarnya. Akhirnya sama si Abah dipaksa diminumin dan disuapin. Lama-lama berhasil juga. Dia lalu jalan ke dapur, ngemal-ngemil….lalu bertanya pada ibu:

“bu….berapa menit lagi?” ibu gak ngerti. “berapa lama lagi mulai puasa?” ibu masih gak ngeuh. “berapa lama lagi mas umar boleh makan sebelum subuh?” hahahaha…..ibu baru ngerti . enaaaaaaaaaaaak banget ibu ketawa.

ternyata eh ternyata, mas Umar menganggap dia dibangunin buat sahur haha…..

Setelah dijelaskan, dia pun tersenyum simpul….”asiiik …mas Umal masih bisa makan lama….” katanya 😉

Di rumah, jadi orangtua saja lah…..

“Ah, males aku ngobrol sama mama-papa. Rasanya kayak disidang…..disidang dua profesor killer…gile….” begitu ungkapan si remaja. Yups, orangtuanya memang guru besar dari dua perguruan tinggi terkemuka… “Kalau mau ngomong sesuatu harus logis lah, harus ada alasannya lah…males banget…Ada gak ya, yang mau tukeran ortu ama gua” katanya lagi, cukup mengagetkan.

Mmmmhhhmmm…..salah dua “ujian” dari ortu yang secara pendidikan, sosial dan ekonomi memiliki kedudukan tinggi adalah: (1) punya harapan yang tinggi terhadap anak-anaknya; jadi masalah kalau si anak tak mampu atau tak mau memenuhinya. (2) suka “lupa melepaskan baju” saat berada di rumah.

Maka dari itu, khusus untuk poin kedua; seorang direktur, profesor, komandan militer, dokter, apapun…..kalau sudah di rumah, jadilah ayah, abah, abi, bapak,papa,  dan jadi ibu, ambu, mama, umi,bunda saja… yang memperlakukan anak-anak sebagai anak-anak. Kasih afeksi kalau mereka butuh, mendengarkan kalau mereka ingin bicara… tak perlu memperlakukan anak sebagai mahasiswa, bawahan, atau pasien….;). Apalagi kalau menghadapi anak remaja. Konon, menurut cerita dari beberapa teman yang sudah punya anak remaja, anak se “sweet” apapun, kalau sedang berada di tahap remaja…duh, “nyebelinnya…” minta ampun… Tak pernah mudah menghadapi remaja. Gitu kata buku mah.

Saya ingat, dulu pernah bekerjasama dengan seorang bapak dokter spesialis bedah tulang. Waktu kita mau ngerjain kerjaan di hari sabtu, langsung dia menolak. “Waduh, Sabtu mah jadwal saya main PS sama anak saya uy” katanya. Saya tanya anaknya umur berapa, kelas 2 SMP dan kelas 2 SMA. “Kalau engga gitu, susah bu…untuk bisa tetap dekat dan membuat anak remaja jaman sekarang terbuka ama ortunya. apalagi anak saya dua-duanya laki-laki”. Begitu katanya.. (eh, contoh ini sebenarnya nyambung engga ya, sama topik tulisan ini? Jaka sembung bawa rumah…gak nyambung kayaknya mah …;)

Keinginan untuk berperan sebagai “ibu dan ayah” saja kalau di rumah juga membuat saya tak segan meminta tolong mas untuk melakukan hal-hal yang “remeh-temeh”. “Dirimu di luar boleh jadi doktor lah, pimpro ini itu lah, punya sertifikasi apa lah….tapi di rumah, dirimu adalah si abah” hehe…. Geli juga pernah suatu saat dia bicara panjang lebar sama kliennya dirut sebuah BUMN besar, pake headset sambil….cebokin Hana haha….good 😉