“harta karun”

Sudah dua minggu ini saya ngepak-ngepak. Belasan kardus yang tadinya menumpuk di ruang tamu alhamdulillah sudah mulai dipindahkan ke rumah sebelah sejak hari minggu lalu. Yups, dalam waktu dekat memang kami akan ngungsi ke rumah sebelah karena rumah kami akan direnovasi. Beberapa bulan lalu, seorang saudara yang datang berkunjung dengan serius mengatakan pada kami …”haduuuh…ini rumah…coba besarin dong… dimana-mana buku…dimana-mana buku”. Yups… buku2 yang udah gak tau lagi mau disimpen dimana menjadi alasan menambah ruang-ruang di rumah kami. Masalahnya, gak cuman koleksi buku ibu dan abah yang bertambah…tapi koleksi buku Kaka Azka, MAs Umar dan Kaka Hana pun tak kalah pertambahan jumlahnya.

Yups…kalau dijumlah-jamleh, memang kalau diuangkan, buku-buku kami harganya bisa lebih dari 50% seluruh harta kekayaan yang kami miliki. Bagaimana tidak? kalau untuk barang, furnitur, baju, aksesoris…kami pasti pikir2 panjang kalau harganya diluar batas harga psikologis kami (dan seringnya gak jadi hehe…). Tapi khusus untuk buku, rasanya gak ada batas harga psikologis. Tiap ke gramedia, minimal 500ribu keluar. And no regrets. Paket buku keren yang jutaan harganya, gak pernah pikir dua kali. Seringkali kami sengaja bawa uang terbatas… tetep aja tak kuasa menahan si kartu debit untuk keluar menyapa mbak kasir ;).

Yups, harta terbanyak kami memang adalah buku. Terbukti dari 25 kardus besar yang selesai diiisi, itu isinya buku smuah dan…masih ada 2 lemari yang bukunya belum dipindahin…. Jadi buat teman2 yang menawarkan paket buku seri untuk anak…Kalau saya bilang “sudah punya”, itu bukan kata-kata untuk menolak. Memang kami sudah punya semuanya….Baik seri agama, pengetahuan umum, cerita moral, kisah logika….semuanya ada. Akhir-akhir, memang banyak buku baru yang belum terbaca. MAkanya…untuk memback up itu, pengeeeen banget bikin perpustakaan umum di rumah. Beberapa tetangga dan anaknya memang sering meng sms, “….pinjem buku ya….” .. terutama kalau lagi liburan. Moga2 cita2 bikin perpus tercapai….amiiin…Jadi kalau nanti di akhirat ditanya apakah buku yang dibeli itu bermanfaat? bisa bilang “walaupun kami belum membacanya, tapi kami sudah meminjamkan untuk dibaca orang lain” hehe…

Ketika mendengar ada pejabat polisi dengan deretan hartanya berupa tanah di pulau anu, rumah di kota anu, mobil ini, spbu itu, saya nyengir sendiri. Mungkin kalau kami ditangkap KPK, daftar harta yang akan dirilis adalah : “satu set seri buku Learning Math with Albert”, “satu set buku seri Fun Learning”, ” satu set buku HArry Potter”, “satu set buku Roald DAhl” “Satu set tafsir Al misbah”, bla…bla..bla… haha…..

25 kardus isi buku itu dipack ing dalam waktu tiga hari pas long weekend kemaren. Kenapa lama banget? karena …. ibu seperti menemukan harta karun ! demikian juga anak-anak yang ibu minta ngepak buku koleksinya masing2. Beragam buku “berharga” yang selama ini “tersembunyi dengan nyaman” di rak-rak buku, satu demi satu ketemu. DAn…. tak tahan pastinya untuk membuka lembar demi lembarnya.

Beberapa buku “harta karun” yang ibu temui, selain beragam texbook yang baru ibu sadari “ternyata punya ya, buku tentang ini” haha… beberapa buku yang sangat “bermakna” ibu temukan. Misalnya buku “Membiarkan Berbeda”nya bu Ratna Megawangi, yang menjawab semua pertanyaan dan menghentikan pencarian saya mengenai konsep kesetaraan gender, 12 tahun lalu …. Lalu buku2nya Mbak Miranda Risang Ayu…kemudian buku2nya Kang Jalal…. Aduuuuh…. terutama buku-bukunya Kang Jalal itu… gak kuat untuk tidak berhenti, lalu membacanya.

Seperti juga penikmat tulisan yang Kang Jalal yang lain, secara personal saya sangaaaat suka tulisannya kang Jalal karena sebagai ahli PSikologi Komunikasi, tulisan beliau sangat bernuansa psikologi. Bahkan sangat menguasai teori-teori maupun aplikasi psikologi. Beda ama sayah, yang orang psikologi tapi pemahaman psikologinya terbatas, apalagi komunikasinya haha….Yang kedua, dan alasan ini pasti disetujui semua orang yang pernah membaca tulisan kang Jalal … Seberat apapun materi atau konsep yang beliau baca, beliau amat sangat bisa membuatnya menjadi ringan dan mudah dimengerti. Duuuh… kapan ya saya bisa bikin tulisan ilmiah-afektif seperti beliau…..tulisan yang tinggi nilai abstraksinya, tapi tak terkesan sombong saat menyampaikannya…*take a bow*. Yang ketiga… khusus untuk buku-buku agama, cara pikir beliau yag “radikal” sangat saya suka. Beliau selalu bisa membawa kita ke level penghayatan tertinggi dari ruhani kita…hakikat. makna. esensi. Maka, buku-buku beliau… terutama buku “Meraih Cinta Illahi” selalu menjadi buku pilihan saya ketika saya merasa “garing” atau bahasa anak mesjidnya mah “futuuur’. Hanya buku itu yang bisa “menghidupkan kembali” qolbun maridh saya.

Ya, itulah harta karun saya. Terus terang saja, saya tak terlalu suka berada di keramaian. Kalau ada yang tanya, apa yang paling saya suka…jawaban saya adalah….baca buku. Tanpa gangguan. Dibanding liburan dan jalan-jalan, saya lebih memilih berbaring santai sambil baca buku. Dan tampaknya, hal ini menular pada anak-anak. Jadi, beberapa kali terjadi saat de Azzam belum lahir, seharian di weekend kami di rumah, bergeletakan di kasur, tenggelam dalam bukunya masing-masing hehe…

Setiap orang pasti punya harta karun yang berbeda. Bagi sebagian orang, beragam bumbu dan bahan masakan di dapur adalah harta karunnya. Atau mungkin beragam kain siap jahit adalah harta karunnya. Atau beragam warna benang rajut dan benang wol, adalah harta karunnya… atau kuas, cat dan kanvas adalah harta karunnya….

whatever… lets find out our own treasure trove. Sesuatu yang membuat kita hepi,  exciting, bersemangat, dan…..merasa hidup !!!!

Frustrasi Tandanya Motivasi : Pelajaran dari Si Curuk Leutik

Hari Minggu, tgl 31 Maret lalu si bungsu Azzam Abdurrahman berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Ulang tahun anak-anak yang pertama, selalu jadi momen “sakral” buat ibu. Selain rutinitas foto studio, mencermati capaian tahap perkembangan setiap anak di besaran “tahun” yang pertama selalu menarik. Apalagi dengan 4 anak.

De Azzam menempati urutan ke 2 dalam perolehan rambut haha… Maklum, anak-anak ibu irit-irit pertumbuhan rambutnya. Juara pertama Kaka Azka, ketiga mas Umar dan keempat…Kaka Hana… itu semua tercermin di foto mereka tepat di hari ultah yang pertama yang dipajang di ruang keluarga. Dalam motorik kasar, de Azzam masih bersaing untuk menempati urutan ke-3 sama mas Umar. Di hari ultahnya yang pertama, Kaka Hana yang udah jalan mulai dari 9 bulan udah lari-lari. Kaka Azka, udah jalan. MAs Umar jalan umur 13 bulan. De Azzam sekarang sudah mulai rambatan dan sudah sering “lupa pegangan” kalau lagi  berdiri. Kalau motorik halus, kayaknya de Azzam menempati posisi ke 2. Posisi pertama Kaka Hana yang di usianya 3,5 tahun sekarang udah bisa pegang pensil dengan benar dan bisa bikin lengkung-lengkung kecil. Makan, gosok gigi, pake kaos kaki juga udah ahli. Nah, De azzam, sekarang di usia setahun udah bisa menjumput, juga udah hobi masukin uang receh ke kencleng mesjid atau ke celengan. Juara terakhir untuk motorik halus adalah.. Mas Umar hehe… yang baru bisa pegang pensil dengan baik mepet pas masuk SD.

Salah satu keasyikan saat anak kita usia 1 tahun adalah mengamati “keahliannya”. Misalnya udah bisa dadah, udah bisa salim, udah bisa manggil “abah”, udah bisa ngupil, haha…

Dari ketiga kakaknya, ada satu kekhasan Azzam. Yaitu….sejak sebulan lalu, dia hobi banget nunjukkin 2 telunjuknya… sampai-sampai kita panggil dia “si curuk leutik”. Selain si curuk itu dia gunakan untuk tunjuk ini-itu (yang itu keliatannya lucuuu banget..sambil dia teriak-teriak ah…ah..ah….dengan nada memerintah hehe..), yang paling lucu adalah kalau dia udah gunakan si curuk leutik itu buat nge-swipe layar ipad si abah atau android ibu. Kayaknya dia asiiik gituh main game atau fesbukan haha…..

Meskipun ibu udah punya 3 anak, namun setiap perkembangan anak selalu menimbulkan penghayatan dan insight tertentu. Sebulan terakhir ini Azzam yang tadinya anteng menjadi sering ngamuk. Bagaimana tidak? motoriknya berkembang pesat. Dia udah bisa merangkak super cepat, bisa berdiri dan jalan rambatan, bisa muter ini-itu, bisa manjat ini-itu. Makanya…. muter puteran kompor, naik ke meja, kabur ke kolam, manjat kloset, nggelontorin air galon, nyabutin kabel adalah hobinya. Tapi…pastinya banyak diantara kegiatan itu yang membahayakan. Jadilah dia sering frustrasi karena dibatasi ruang geraknya (meskipun setiap menjelang jadwal mandi sore, dia dibebaskan untuk masuk kolam;)…

Frustrasi, itu ekspresi yang mewarnai hari-hari de Azzam sekarang. Meskipun, asiknya adalah….dia masih mudah dialihkan pada kegiatan lain. Tapi ekspresi baru itu menginsight satu hal pada ibu…bahwa si reaksi frustrasi itu, muncul kalau ada keinginan kuat… atau bahasa kerennya adalah motivasi.

Jadi….kalau kita gak pernah frustrasi, artinya adalah……kita gak pernah punya motivasi ke arah sesuatu !!!

Terima kasih ya curuk leutik, untuk pelajarannya…..

luv yu….