07. Pahlawan Berbaju Biru

bisMekah, 4 Oktober 2013

Pagi ini saya ke masjidil harom sendirian. Ini pertamakalinya. Soalnya mas nyambung ga pulang sejak jam 2 malam tadi. Sedangkan saya, karena baru pulang jam setengah 11 setelah sholat maghrib dan isya di harom, memutuskan untuk tidak ikutan sholat subuh di harom. Karom dan pembimbing kami mewanti-wanti kami untuk mengenali kesehatan diri dan mengatur energi agar tak tumbeng saat melaksanakan wajib haji  nanti.

Di mulut saya sudah bermunculan sariawan2…kemaren juga saya agak mencret.  Sesudah sholat subuh dan mencuci-jemur, saya pun menyiapkan makanan untuk mas. Nasi plus rendang, pisang, air minum…hadeuuuh kayak yg mau nyiapian makan untuk suaminya yg sedang di sawah kkk…
Perjalanan dari maktab kami yang ada di distrik Aziziah menuju masjidil harom kurang lebih 4 km. Untuk menuju masjidil harom, kami harus bis 2 kali. Bisnya gratis, khusus disiapkan oleh pemerintah Indonesia untuk jemaahnya. Berwarna merah, bermerk SAPTCO. Saya dan mas suka memelesetkannya dengan memanggilnya “Pak Sapto” ;). Bis-bis itu disebut “angkutan bis sholawat”. Kita harus amat bersyukur dan berterimakasih loh, sama pemerintah kita. Menurut saya sih, tanpa menutup mata terhadap kekurangan2 yang ada, namun pemerintah sudah amat berusaha untuk “mengurusi” kami-kami disana. Beberapa negara tidak menyediakan bisa angkutan gratis sehingga para jamaahnya harus berjalan atau nebeng naik bis negara lain (dan biasanya kalau sedang penuh, mereka tidak diperbolehkan )atau pake bis yang disediakan pemerintah saudi, yang tak selalu standby. Kalau “PAk Sapto”, standby 24 jam. Jam berapapun kami mau ke masjidil harom, jumlah bis yang disediakan pemerintah cukup memadai. Sopir-sopirnya banyak yang orang Indonesia. Bisa kita lihat dari tulisan di depan bis itu, ada “Maung Bandung”, ada “ojo dumeh”, bahkan pernah saya lihat tulisannya “dago-ledeng” 😉

Ngobrol dengan salah satu petugas transportasi haji, jumlah uang yang digelontorkan pemerintah untuk angkutan gratis ini besar juga loh perharinya. Sekian armada x sekian ribu real x sekian hari. Bener kata salah seorang pembimbing kami. Ia tahun ini tidak kebagian porsi, namun dengan bantuan kerajaan bisa berhaji namun harus mengurus transportasi dan akomodasi sendiri. Menurut beliau, ONH kita itu muraaaaaah banget. Dibandingkan negara lain, juga dibandingkan dengan apa yang kita dapatkan. Tiket satu kali perjalanan Jakarta-Jeddah aja udah 30 juta. Padahal ONH kita 35juta, dikembaliin sekitar 4,5 juta untuk living cost, itu udah all in akomodasi dll. Apalagi kalau haji kita mabrur. 30 juta untuk mendapatkan syurga……alhamdulillah….

Secara cognitive map saya sangat amat buruk, saya sempat bingung tempat mangkal bisnya dimana. Alhamdulillah, ada “pahlawan berbaju biru”. Mereka adalah petugas haji indonesia bagian transportasi yang ditempatkan di jalan2 strategis pulang-pergi jamaah haji indonesia dari dan ke harom. Katanya mereka adalah pegawai musiman yang terdiri dari para TKI yang bekerja di kota sekitar Mekah, juga para mahasiswa yang kuliah di timur tengah. Mereka ramah-ramah, misalnya tadi saya menunggu sambil berdiri mereka mempersilahkan saya menunggu sambil duduk. Lalu ketika bis datang, ia mengarahkan kami. Ketika si sopir mau maju padahal belum penuh, ia minta si sopir menunggu dan ia pun memanggil para jamaah yang masih agak jauh. Tidak cukup sampai situ, ia pun ikut naik bis dan kembali mengarahkan kami untuk naik bis yang kedua di terminal mahbas jin. Di terminal ini, saya naik lagi mobil yang sama yang menuju masjidil Haram. Total perjalanan hanya sekitar 15 menit.

Di berita kami membaca bahwa ada seorang petugas berbaju biru ini yang dikeroyok oleh 10 joki hajar aswad, karena ia melindungi jamaah haji yang akan diporotin oleh para joki hajar aswad ini. Alhamdulillah ia selamat. Ya, memang sebangsa tak selalu berarti kawan. Kemarin salah seorang jamaah kelompok kami, mengalami musibah. Karena ia terpisah dari teman2nya, terlihat bingung lalu ia didekati 3 orang indonesia. Yg satu mengajak ngobrol, yang lain menguras habis 1300 real plus sekian uang rupiahnya.Para “pahlawan berbaju biru ini” juga banyak membantu para jamaah yang tersesat. Katanya, sehari mereka2 bisa mengantarnya puluhan jamaah yang tak tau arah pulang ke maktab.

Untuk para pahlawan berbaju biru, semoga kebaikan dan keberkahan selalu mengisi kehidupan bapak-bapak…. Amiin.

Alhamdulillah saya sudah bertemu mas dan kini sudah dengan nyaman duduk di lantai 2 masjidil harom, antara ibu dari bogor dan seorang gadis cantik asal Prancis. Sengaja kami memilih lantai yang ber ac untuk menunggu waktu sholat jumat yang masih 2 jam lagi. Maklum, saya mudah teler kalau kepanasan. Rasanya energi langsung terkuras kalau udara panas dan hanya memakai kipas.

_fisrt shalat jumat in my life ;)_

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: