Di sinilah kami kembali, setelah menuntaskan rukun haji…..kembali melepas rindu dengan berlama-lama memandang ka’bah dan berthawaf.
Setiap kali berthawaf, kembali saya melihat beragam perilaku yang ditampilkan saudara-saudara kita sesama muslim. Beragam. Benar-benar beragam. Sebagian begitu “mempesona”, sebagian begitu memiriskan hati.
Tampaknya, perilaku saat berthawaf diawali dengan persepsi mengenai thawaf itu sendiri, dan informasi yang diterima tentang thawaf. Saya ingat, banyak kenalan yang berpesan dan menekankan; bahwa mas harus menjaga saya saat berthawaf. Secara implisit, dari pesan itu terkandung persepsi bahwa thawaf itu membahayakan.
Mmmh…sebagai orangtua, tentunya saya ingin memberikan informasi yang baik dan benar mengenai thawaf ini pada anak-anak saya. Kalau sampai waktunya nanti, inilah yang akan saya pesankan…insya allah.
Yang tersayang Kaka Azka, Mas Umar, Kaka Hana dan De Azzam…
Thawaf itu amalannya malaikat. Tepat di atas ka’bah, di baitul makmur, para malaikat tak pernah berhenti bertasbih dan berthawaf. Maka, setiap kali kalian berthawaf, bayangkanlah bagaimana perilaku malaikat di langit sana. Hidupkan jiwa malaikat dalam diri kita, bahkan kita harus lebih baik dari malaikat, karena Allah sang pencipta pun meminta malaikat sujud pada manusia.
Anak-anakku,
Putaran pertama, bertaubatlah. Beristighfar dan bacalah doa taubat nabi Adam dan nabi Yunus. Meskipun mereka manusia-manusia terpilih, namun saat mereka tak berdaya dan memerlukan pertolongan Allah, yang mereka lakukan adalah…bertaubat.
Putaran kedua, ucapkanlah dari lubuk hatima doa-doa para malaikat. Subhanallah, walhamdulillah, walaila hailllalah hu wallahu akbar.
Putara ketiga, ucapkan shalawat pada Rasulullah. Setiap sholawat yang kita panjatkan, akan diampuni 10 dosa, diangkat derajat…. Dan yang paling penting. Mohonlah syafaat dari Rasulullah saat kita di padang mahsyar nanti.
Putaran keempat, berdoalah untuk dirimu sendiri. Ingat nak, berdoalah untuk akhiratmu. Yang abadi. Boleh minta kebaikan dunia, tapi jangan lupa sertakan pula doa agar ap-apa yang kita inginkan di dunia itu menjadi jalan bagi kita untuk bisa menjalani kehidupan ini dengan kebaikan, merasakan kebahagiaan dan menjadi jalan keselamatan bagi kita.
Putaran kelima, berdoalah untuk ayah ibumu. Mohonkan ampunan dosa dan barokah untuk sisa hidupnya.
Putara keenam, berdoalah untuk pasanganmu dan anak-anakmu…mintakan agar kalian nanti Allah pertemukan dan kumpulkan lagi di syurgaNya yang abadi.
Putaran ketujuh, doakanlah sahabat-sahabatmu. Mereka yang sedang dililit kesulitan, terbatas dalam rejeki, belum mendapatkan belahan jiwa, belum dikaruniai momongan, belum dapat hidayah untuk sholat atau berbuat baik, bayangkan mereka satu persatu. Baik yang meminta didoakan ataupun tidak. Lalu, akhirilah dengan memohon agar semua nama yang telah kalian sebutkan, dan orang-orang yang berazzam serta berikhtiar untuk ingin berkunjung ke baitullah, Allah mudahkan, mampukan dan segerakan.
Sayangku,
Mungkin kalian akan melihat ada yang berdoa dengan keras. Jangan ikuti. Karena Allah maha mendengar. Tetaplah khusyuk kan hatimu walau dalam keriuhan. Seperti itu jugalah dalam hari-hari kita. Tetap khusyuk walaupun sekitar kita begitu riuh.
Anak-anakku,
Pasti kalian akan terdorong sana-sini. Nikmati saja. Jangan bertahan, apalagi menyerang. Ikuti saja gelombangnya.
Kalau memungkinkan, sentuhlah dinding-dinding ka’bah. Ada barokah di dalamnya. Bila masih memungkinkan, masuklah ke Hijr ismail. Sholat dan berdoa di sana, sama dengan sholat dan berdoa di dalam ka’bah. Di rumah seorang ibu yang paling agung di mata Allah itu, berdoalah… Agar kalian diberikan kekuatan tauhid sekuat tauhidnya Hajar, diberikan semangat ikhtiar sesemangat ikhtiarnya Hajar, diberikan cinta yang besar, sebesar cinta Hajar pada puteranya Ismail.
Jika memungkinkan juga, sentuhlah rukun yamani, berdoalah sepuasmu. Jangan lupa…jangan hanya berdoa untuk kebaikan dunia, karena itu amat sangat mudah. Berdoa pulalah untuk kebaikan akhiratmu. Dan jika masih memungkinkan, ciumlah batu dari syurga-hajar aswad, sambil berdoa semoga kita dikarunia anugerah untuk kembali bertemu batu itu di syurgaNya yang abadi kelak.
Tapi anak-anakku…ingat…bukan untuk itu tujuan kalian berthawaf. Ya, banyak kemuliaan yang Allah janjikan jika kita bisa menyentuh dinding ka’bah, sholat di Hijr Ismail dan mencium hajar aswad. Tapi ingat nak…itu bukan tujuan. Jangan mencapai hal itu dengan menyakiti orang lain dan tak peduli pada orang lain.
Anak-anakku, tak seperti cinta makhluk-termasuk cinta ibu, cinta Allah itu maha luas. Tak perlu diperebutkan. Tak perlu cari perhatian. Tak mungkin kita dapat Rohman-RohimNya, kasih sayangnya dengan perilaku yang berkebalikan. Jangan sangka cinta Allah hanya bisa “dibeli” dengan prestasi hijr ismail dan hajar aswad. Allah tak akan “tertipu” dengan shalat di hijr ismail dan mencium hajar aswad. Kebaikan-kebaikan amalan itu tidak akan kita dapatkan jika kita mendapatkannya dengan cara yang tidak baik.
Semoga setiap selesai thawaf, kita berhasil menghidupkan jiwa malaikat dalam diri kita, dan rahmatNya tercurah pada kita. Apa yang lebih berharga dari rahmatNya ?
Masjidil Haram, Dzulhijah 1434.
Recent Comments