13. warna warni warna warni

Tak terasa, 8 hari sudah kami disini. Setiap ke masjidil harom, selalu menemukan luapan kedatangan jamaah yang baru. Di hari pertama kedatangan kami, kami “hanya” menemukan wajah-wajah India (selain wajah indonesia pastinya). Memang jamaah India, Bangladesh, Pakistan dan Kashmir total jumlahnya terbanyak kedua setelah Indonesia.

Di hari selanjutnya kami mengunjungi Masjidil Harom, wajah-wajah India itu sudah bertambah dengan wajah Afrika yang banyak kami temui. Somalia, Sudan, Nigeria dan berbagai negara Afrika lainnya. Untuk yang wanita, gaya mereka masih sama dengan gaya-gaya para “budak” di film semacam Isaura.Warna baju mereka khas, terang dengan motif besar-besar.

Hari selanjutnya, gelombang wajah Irak-Iran membanjir. Dengan postur tinggi dan lebar, dengan kain hitam panjang yang mereka pegang di bawah dagu. Khas sekali. Hari esoknya, mulai terlihat wajah-wajah sipit Jepang-Cina-Vietnam diantara ribuan wajah lain di Masjidil Harom ini. Terlihat pula wajah-wajah dari negeri jiran, Malaysia. Di hari-hari terakhir ini, dimana hampir seluruh jamaah  haji sudah datang untuk melaksanakan wukuf 4 hari lagi, wajah-wajah  bule Amerika-Eropa-Australia mulai terlihat.

Yang menagumkan adalah, semua wajah dengan gayanya masing-masing itu, melakukan hal yang sama. Tangan mereka terangkat, mata mereka terpejam, dan air mata mereka semuanya bercucuran saat berdoa di multazam, di bukit Shafa dan Marwah, di rukun yamani dan di tempat-tempat mustajab lainnya. Mereka mengucapkan kalimat talbiyah dan doa “Robbana atina fiddunya hasanah….” yang sama saat berthawaf antara rukun yamani dan hajar aswad. Mereka, yang berwarna-warni itu, mencintai Rasul  yang sama, berharap pada Tuhan yang sama, memohon pada Tuhan yang satu. Allah.

Saya merinding membayangkan saat di Padang Mahsyar nanti. Saat seluruh umat manusia, semuanya… dari Nabi Adam sampai umat di hari kiamat nanti…..tak terbatas agama, tempat maupun masa, berkumpul untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya…Saya sudah sering mendapatkan gambaran tentang dahsyatnya hari itu. Tapi mengalaminya, menghadirkan penghayatan mendalam yang tak akan tergantikan dengan gambaran apapun.

Pada hari itu, pada hari dimana yang bisa menyelamatkan kita hanyalah perilaku kita selama hidup di dunia, semoga kita tergolong kelompok yang beruntung mendapat rahmatNya. Amiiin, Amiin ya Robbal alamin

Al-Haram, Selasa 8 oktober 2013

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: