11. Shalat dan “Thawaf” di Mall

Jam setengah 3 tadi rombongan kami mengadakan tur. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah peternakan unta. Disana kami meminum susu unta yang bisa dibeli seharga 5 real sebotol sebesar aqua kecil. Ternyata susu unta itu enak loh… Tidak seperti susu sapi yang tawar,  susu unta rasanya manis, lezat dan gurih. Pak ustadz pembimbing kami di bis sudah memberikan “cerita” mengenai unta. Ternyata unta ini ada loh, ayatnya di Qur’an dan merupakan binatang istimewa. Salah satu keistimewaannya adalah pipisnya yang boleh diminum. Pipis unta ini berkhasiat menyembuhkan penyakit kanker dan beragam penyakit “dalam”. Di peternakan, beberapa dari kami membeli pipis unta yang harganya 3 kali lipat susunya, yaitu 15 real. Sebenernya saya pengen banget beli pipis unta itu, mengingat ada teman di Bandung yang sedang diuji Allah dengan penyakit leukemia. Sayangnya, si pipis unta ini hanya tahan 5 hari di kulkas. Tak seperti yang kami bayangkan, peternakan unta ynag kami temui sangat tradisional. Peternakan ini dikelola oleh arab badui yang rumahnya masih amat tradisional. Kayak bedeng-bedeng gituh. Wah, gak kebayang diantara padang pasir, gak pake ac…..

Setelah itu kami sholat ashar di mesjid Hudaibiah. Di tempat inilah, pada tahun ke 6 Hijriah, saat rasulullah akan melaksanakan umroh yang pertama, kaum kafir mekkah tak memperbolehkannya dan hanya memperbolehkan tahun depannya. Karena sudah niat umroh, maka rasul meinta para sahabat kembali namun harus menyembelin kambing sebagai dam batal umroh. Pada saat itu, sahabat tidak mau mengikuti perintah nabi. Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa nabi merasa sedih. Istri beliau kemudian menyarankan Rmasjid hudaibiyahasul untuk memberi contoh menyembelih kambing. Rasul mengikuti saran istrinya, dan ternyata benar. Para sahabat pun mengikuti apa yang dilakukan nabi.Terus terang saja, cerita ini merupakan salah satu cerita favorit saya, karena menunjukkan bahwa untuk sekelas Nabi Muhammad pun, ia bersedia mendengarkan solusi yang diberikan istrinya. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad memposisikan istrinya bukan sebagai seorang sub-ordinat. Hidup istri ! Haha…Di mesjid ini pula salah satu mu’jizat Nabi Muhammad terjadi, yaitu pada saat akan sholat namun tidak ada air, Rasul mengeluarkan air dari jari jemari tangannya, yang digunakan untuk minum dan wudhu ratusan sahabat.

Seorang ibu dari Bogor, yang bertemu saya kemarin di masjidil Haram menyarankan saya membawa air untuk wudhu karena air di sana asin. Pada saat kami ke sana, malah tidak ada air sama sekali. Alhamdulillah, walaupun saya lupa saran si ibu, mas membawa air minum yang bisa kami gunakan untuk berwudhu. Kalau teman-teman melakukan ziarah, memang sebaiknya selalu membawa beberapa botol aqua, yang kita isi dengan air zamzam saat di masjidil haram. Biar selalu siap air wudhu. Selain mengantisipasi tidak adanya air, hal ini juga merupakan antisipasi yang oke dalam kondisi mengantri yang amat panjang. It works for me.

Di mesjid ini, kami yang akan melaksanakan umroh sunat mengambil miqot. Memang KBIH kami menawarkan umroh-umroh sunat. Jadi tak hanya ziarah, kami akan diprogramkan untuk mengambil miqot umroh di beberapa tempat miqot. Jujur saja kami semangat dengan program umroh sunat ini. Bener juga kata temen saya. Setiap kali umroh sunat, berarti kamu menghemat 20juta, sejumlah biaya umroh kalau berangkat dari tanah air. Good calculation ! 😉

Selanjutnya, kami menuju ke museum, yang berisi beragam gambar dan benda2 peninggalan terkait masjidil Harom dan mesjid Nabawi. Kami sampai di masjidil Harom untuk melaksanakan umroh sunnat menjelang maghrib. Jelas kami sudah tak bisa masuk. Bahkan pelataran pun sudah penuh. Terpaksa kami masuk Mall Hilton yang berada di pinggir pelataran masjid. Saat adzan, semua toko di mall ini tutup. Nah, disinilah perlunya sajadah. Karena mall tidak dijamin kesuciannya. Alhamdulillah saya membawa kebawahan mukena dan sajadah kecil, yang kami letakkan bersambungan sehingga menjadi alas sholat kami. Banyak juga yang “terjebak” dan sholat di mall ini.

Selesai sholat, kepadatan masjidil Haram maupun pelatarannya tak memudar. Memang biasanya semua jamaah lanjut sholat maghrib dan isya. Maka, kami pun ber”thawaf” di mall. Cari-cari foodcourt. Alhamdulillah ketemu… Nasi briyani plus kentang dan potongan kecil ayam ditambah dua lembar lapisan kayak lumpia gitu. Seabrek2 harganya 20 real. Ada kejadian lucu. Saat kami sedang makan, seorang laki-laki berwajah india menunjuk-nunjuk lapisan seperti lumpia milik kami. Sebelum kami merespons, dia langsung menagmbil dan dengan nikmat memakannya di depan kami. Haha… Kultur setiap negara memang unik. Tapi wajar jika orang-orang  Indonesia dikenal santun. Sebebal-bebalnya orang Indonesia, gak akan ujug-ujug ngambil makanan orang dan memakannya dengan nikmat, dengan “cuek”nya 😉

Sabtu, 5 okt. Menunggu isya

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: