“Dodod” dan “Odot” : the “New Azzam”

Empat puluh hari ternyata waktu yang amat signifikan untuk tumbuh kembang seorang anak usia 1,5 tahun. Azzam yang saya tinggalkan 28 September dan saya temui lagi 8 November, hampir-hampir tak saya kenali dalam psikologisnya. Ini bukan hiperbolis. Secara fisik, memang benar kata Kaka Hana yang setiap kali nelpon saya bilang “perut de Azzam buncit banget” ;). Selain lebih gendut, dia juga lebih tinggi. Itu mah pasti.

IMG_2679Nah, secara psikologis yang saya terkaget-kaget. Setelah satu hari satu malam tak mau dan menghindari kontak mata dengan saya, juga tak mau saya sentuh…..(saya sudah “siap” dengan reaksi ini….mengingat “tiba-tiba” dia kehilangan sumber afeksi psikologis dan fisik, secara pas ditinggal dia masih nenen)…ketika Azzam membuka diri untuk berinteraksi dengan saya, terkaget-kagetlah saya.

Secara kognitif, selain kemampuan reseptifnya yang semakin okeh, yang saya kaget adalah kemampuan ekspresif-bahasanya. Ketika saya tinggal, dia cuman bisa bilang “bah” (abah), “au” (mau) dan “nenen”(itu panggilan buat saya), “dede” (panggilan buat dirinya sendiri). Maka, ketika saya kembali dia sudah bisa menyebut “na”(kaka hana), “tata” (kaka azka), “may” (mas Umar), “abah”, “Adam”(Azzam), “ati”(yangti), “nene”(nenek), “tate”(kakek)…dan, panggilan paling merdu adalah ….”mbu” (ibu). Dia juga sudah bicara banyak, dengan artikulasi yang belum sempurna dan ujung-nya aja. Hal ini membuat dia rewel beberapa hari karena saya banyak gak ngerti apa yang dia mau,  karena saya tak tau “sejarah” munculnya kata tersebut. Misalnya waktu dia bilang “ten”…. bingung tujuh keliling. Untunglah bahasa nonverbal dia juga bagus. Kalau saya bilang “ibu engga ngerti maksud dede apa”….dia akan menunjuk apa yang dia maksudkan. Ternyata eh ternyata, “ten” itu adalah “bantal”. Jadi PR ibu adalah, membuat kamus vocabulary Azzam haha….

Secara emosi, lebih mengagetkan lagi. Waktu saya tinggal, kalau saya “tegur” atau saya “larang”, dia akan “nyengir-nyengir” dan “iseng” “ngahajakeun”. Tapi kini…pas dia mainin laci dan saya larang karena takut jarinya kejepit, saya kaget ketiak dia langsung menunduk, menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca dan bibirnya yang “jebi” menahan tangis. Karena saya biarkan (secara saya masih kaget), beberapa menit kemudian pecahlah tangisnya dan dia pun memeluk kakanya…..Mmmmh…my new Azzam …

Secara motorik sih udah pasti…sia sudah sangat lihai memainkan mobil-mobilan yang bisa dinaikin…dan begitu saya belikan sepeda roda tiga, meskipun kakinya belum nyampe ke pedal, tapi dia seneng banget muter-muter, belok kiri-kanan dengan kaki menapak ke tegel. Main bole? itu hobinya, lengkap dengan gaya “ngawahan” saat menendang bola.

Self awarenessnya pun bagus. Kalau mau pup, dia akan bilang “ee” dan mengajak ke wc. Dan benarlah, beberapa menit kemudian dia akan menjerit jijik melihat yang “brojol”. Begitu pula kalau ngantuk, dia tidak akan rewel…akan bilang “bobo”…lalu dilakukanlah rutinitas bobonya, dan diapun akan terlelap.

Seminggu saya bersama dia….vocab dan kejelasan artikulasinya meningkat tajam. Hari demi hari, grafiknya meningkat tajam. Dia mulai “nagih” minta dibacain buku sebelum tidur, karena meskipun masih ada ASI yang saya produksi, namun dia sudah tidak mau. Buku kesukaannya adalah buku gambar-gambar binatang. Waktu saya tinggal dia memang sudah bisa menunjukkan binatang-binatang yang saya sebut namanya, namun masih terbatas: anjing, kucing, moh, ikan, harimau. Sekarang, gantia dia yang menyebutkan nama binatang-binatang tersebut. SAtu-dua hari saja saya menyebutkan nama binatang-binatang itu. Unta, kodok, guguk, ayam, bebek, dinosaurus, ikan, tikus, dll dll…setelah itu, dia hafal hampir semua nama binatang di buku itu. Kadang-kadang, kalau saya gantian lagi nemenin kakak-kakaknya, dia berinisiatif sendiri menunjukkan binatang-binatang itu dan menyebutkan namanya. Lucu deh liat dia bilang  sambil nunjuk-nunjuk : “enih….itan….enih…meong…enih..mooooh….enih….auuuuum” dengan ekspresi wajahnya.. dan kepala mirang-miring. Dia juga sudang bisa merangkai dua kata, meskipun tampak berpikir keras untuk mengatakan “teh ema”, “dede azzam”, atau “num cucu” (minum susu).

IMG-20131130-01163Itu good newsnya…bahwa perkembangannya menyerupai anak usia 2 tahun. bad newsnya…keukeuh sureukeuh suradimeukeuhnya pun, sudah kayak anak 2 tahun ! kalau sudah rebutan mainan sama kaka Hana, yang nangis adalah kaka Hana….rebutan ipad sama mas Umar, yang nangis adalah yang 7 tahun. Tapi afeknya udah berkembang juga. Kalau panggila “abah”, “hana” dan “masy” (mas Umar), dia akan mengatakannya dengan penuh antusias. Tapi kalau manggil “ibu” dan “tata” (kaka Hana), dia akan menggunakan suara rendah dengan intonasi yang lembuuuut …hehe…

Nah, tak dapat dipungkiri bahwa dialah STAR di rumah kami. Tiap hari, bada maghrib rumah kami sellau “riuh rendah” dengan ketawa-ketawa karena “nanggap” dia. Salah satu yang paling kita sedang senengin adalah mengajarkan dia kata-kata baru dengan benar. Kayak kemaren, kakaknya iseng ngajarin de Azzam untuk mengucap kata “pantat”. Anggota tubuh lainnya sudah dia bisa ucapkan. Waktu diajarin kakaknya, dia bisa ikutin suku katanya dengan benar: pan-pan, tat-tat. begitu diminta mengucapkan “pantat”, sambil nyengir dia bilang “atat” hahahaha…..lucuuu banget.

Yang paling lucu adalah kemarin dia bisa mengucap o dengan bulat. Aduuuuh….loat monyong mulutnya itu….lucuuu banget. Waktu saya tunjuk anjing, dengan mulut monyong dan teriak dia bilang : “DODOD”….waktu saya tunjuk kodok, dengan lantang dia bilang “ODOT” …si DODOT dan si ODOT itu terus dia ulang-ulang dengan eksprei wajah yang gemesiiiiin banget ….

Parompong-20131122-01114

we love u, de Azzam….

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: