Mina, 8 dzulhijah, menjelang maghrib
…..akhirnya, kami ditempatkan di tenda “sementara” tempat kami menunggu. Udara panas membuat mandi menjadi impian kami. Namun apa daya…kamar mandi yang super kotor dan saluran-salurannya mampet…saya gak berani ke kamar mandi. Takut muntah. Saya bertekad gak akan mandi selama di Mina. Cuman bingung gimana caranya gak pipis 4 hari ;). KEringat yang membajir membuat badan menjadi gatal. Alhamdulillah ada anduk basah pemberian teman. Lumayan lah….
Bada ashar tadi, mas mengajak saya keluar tenda dan jalan-jalan. Memang udara sudah jauuuuh lebih sejuk dibandingkan siang tadi. Siang tadi, meskipun tenda kami ber ac, namun tak mampu mengalahkan panasnya udara. Hampir setiap 1 menit saya semprotkan air ke wajah saya, cepat sekali menguap.
Sebenernya saya males sih …. pengenya tiduran aja. Udara panas bikin badan bener-bener lelah. Tapi ternyata ide mas is a good idea…selain bisa melihat pemandangan tenda-tenda putih yang memenuhi lembah Mina yang dikelilingi gunung-gunung cadas, kami pun bertemu dengan beragam saudara kami dari kawasan Asia. Yang terbanyak kami temui tadi adalah saudara muslim dari Cina dan Jepang, karena maktab kami berhadapan dengan maktab mereka. Para ibu-ibu dari Cina dengan kerudung mereka yang khas, mungil dan menerawang. Tapi setiap orang yang kami temui bibirnya tengah berdzikir sambil memegang tasbih di tangannya.
Ah, kalau di Indonesia kita kadang mengkotak2kan diri kita berdasarkan jenis jilbab yang dipakai (bahkan namanya pun macam2: kerudung, jilbab, hijab,…) Kalau disini, memandang jutaan orang dengan gaya masing-masing selalu mengingatkan kami tentang berkumpulnya kita di padang mahsyar nanti. Beragam gaya…selama dalam hati mereka ada tauhid yang mengakar kuat, menjadi sama di mata Allah.
Salah satu pemandangan yang begitu menyentuh hati saya adalah banyaknya anak-anak kecil yang ikut berhaji. Baik yang msh sangat kecil di stroller, tapi yang paling bikin berkaca-kaca adalah anak-anak sebesar Hana dan Umar…apalagi yang laki-laki, dengan pakaian ihrom mereka… Setiap orang yang melewati anak-anak kecil ini, biasanya menyentuh kepala mereka dan mendoakan mereka.”Little hajj” kata seorang Amerika sambil mengelus-elus kepala seorang anak arab usia 6 tahun-an.
………………..
Ternyata, setelah kembali ke Mekah, “little hajj” ini lebih banyak kami temui. Suatu malam, pernah kami thawaf bersama pasangan suami istri yang membawa 4 orang anaknya. 8,6,4 dan 2 tahun. Si 8,6 dan 4 tahun adalah laki2, berbaju ihrom, dengan kepala plontos mereka, tanda habis tahallul. Si 3 pria kecil berthawaf sambil memegang kain ihrom ayahnya, sementara si bungsu yang cantik digendong ibunya. Haduuuh….air mata saya tak bisa dibendung melihat itu. Pemandangan ini, adalah pamandangan terindah yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Dan ingin saya lekatkan di memori saya selamanya.
Seperti semua orang lain yang mengelus-elus kepala anak-anak itu dan mendoakan mereka, saya pun berdoa semoga mereka, juga anak-anak saya…menjadi anak2 yang nanti bisa bermain dengan riangnya di syurgaNya kelak. Amiiin…
Recent Comments