Catatan: JeU adalah singkatan dari “Juara Umum”. Istilah “gaul” untuk seseorang yang “high achiever” 😉
Waktu beberapa tahun yang lalu di Bandung ini ada kasus seorang ibu lulusan jurusan dan Perguruan Tinggi ternama mengalami permasalahan psikologis dan melakukan hal yang negatif pada anak-anaknya, beberapa teman lulusan perguruan tinggi tersebut mengontak saya. Maklum, beredar rumor bahwa permasalahan psikologis yang dialami ibu tersbeut disebabkan karena beliau yang terkenal cerdas kini “hanya” menjadi IRT. Beberapa teman yang menelpon itu; mereka adalah teman-teman saya yang JeU dan memilih jadi IRT. Mereka menyatakan kekhawatirannya, takut mereka mengalami kondisi psikologis yang sama, dan melakukan hal yang sama dengan ibu yang diatas. Curhat lalu berlanjut dengan kekhawatiran bahwa mereka “tidak akan berkembang” dengan “hanya” di rumah saja.
Saya lupa waktu itu jawab apa…(haha…sudah menunjukkan tanda-tanda PDI: Penurunan Daya Ingat). Tapi kalau pertanyaan itu diajukan pada saya sekarang, saya akan menceritakan sesuatu….eh, dua suatu deng J
Pertama. Tayangan yang saya tonton di BBC beberapa tahun yang lalu juga. Tayangan tersebut tentang seorang juara dunia main game dari Korea. Saya juga baru tau…ternyata main gameitu ada kejuaraannya. Tingkat dunia pula. Waktu itu diadakan di Singapura. Diliputlah persiapan si juara yang sudah 2 tahun berturut-turut memenangkan lomba game tingkat dunia ini. Bahwa ia harus kuat terjaga belasan jam, berpikir dan bertindak cepat, dll dll. Akhir kata, singkat cerita…si juara dunia ini ternyata kalah. Ia harus mengakui kehebatan pemain game yang lebih muda dan fisiknya lebih kuat. Ternyata, dia tak patah hati. Dia lalu banting setir berencana akan menekuni cabang olahraga tinju gitu…lupa….Ada satu kalimat yang saya ingat keluar dari tokoh itu: “ Saya yakin, kalau saya bisa jadi yang terbai dalam kejuaraan game, saya juga bisa jadi yang terbaik dalam kejuaraan lainnya. Karena saya sudah punya sikap mental dan persiapan menjadi seorang juara” katanya….
Kedua. Beberapa tahun yang lalu juga, saya berkunjung ke rumah seorang teman. IPKnya Cum Laude. Hanya karena jurusannya selama ini ia rasa kurang cocok, maka ia pun memilih jadi Ibu Rumah Tangga. Begitu masuk ke rumahnya dan bertemu dengan anaknya yang waktu masih prasekolah, anaknya itu, mateeeng banget untuk seusianya. Beragam piala berjejer. Ada piala juara storytelling, ada piala juara kreativitas apa…..gitu. Trus si anak itu menunjukkan “komik” yang sedang ia buat. Sesekali sambil bercerita, dia “mengutip” kata-kata ibunya. “Kata ibu aku….bla…bla..bla…”. Anak yang cerdas dan percaya diri. Begitu keluar rumah itu, kalimat pertama yang saya ucapkan pada mas adalah, “beda ya, anak yang ibunya cum laude mah” 😉
Benang merah dari dua fragmen di atas adalah, seorang wanita yang cerdas, punya wawasan luas, manajemen diri yang baik, kepedulian pada lingkungan; di mana pun ia berada, menjadi apapun ia, akan menunjukkan keJeU annya. Mau jadi manager, mau jadi dosen, mau penulis, mau jadi ibu rumahtangga, akan tetep kliyatan ke JeU annya. Gak akan ilang.
Ibu-ibu rumah tangga yang semasa sekolah, kuliah dan semasa lajang di organisasinya JeU, tidak akan menjadi ibu rumah tangga yang menghabiskan hari-harinya dengan nonton drama korea, mantengin fesbuk, belanja-belanji online, gonta-ganti status di bb nya, lebih sering menitipkan anak pada asistennya dengan alasan “me time”…..
Kalau saya membayangkan, ibu-ibu rumahtangga yang JeU ini, seperti air. Terus mengalir, terus mencari celah sekecil apapun untuk mengaktualisasikan ke JeU annya. Kenapa? Karena si “JeU” ini sudah melekat menjadi kepribadiannya.
Bentuknya? Ibu-ibu RT ini akan tetap produktif. Menulis, membuat karya, membuat kegiatan komunitas, advokasi, dll. Produktif. Tidak konsumtif. Saya seringkali minder sama ibu-ibu RT di salah satu wa grup yang saya ikuti. Pagi-pagi, sudah membicarakan sarapan super sehat buat anak-suaminya. Lalu bicarakan menu kreatif buat siang dan malam harinya. Sore-sore, saat saya masih di jalan menuju rumah, ibu-ibu hebat ini meng-upload foto cemilan sehat buat anak-anaknya. Soal wawasan? Saya mah ketinggalan jauuuuh….masalah kesehatan, imunisasi, parenting…..
Saya punya teman laki-laki, yang istrinya tergolong “IRT JeU”. Tiap hari bawabe kel makanan sehat dari rumah, juga cerita tentang beberapa menu kreatif bayi yang diciptakan oleh istrinya. Haduuh….saya yang hanya mengandalkan gasol buat baby Azzam waktu itu, bener-bener minder deh… Demikian juga pada anak-anaknya, sebagai efek dari full attention yang diberikan.
Jadi, saya akan bilang pada siapapun teman saya yang memilih menjadi ibu rumah tangga……di jaman sekarang ini, fisik boleh di rumah… tapi tak akan sanggup membendung dan memasung kualitas seorang wanita. Pilihan aktivitas, hanya media. Siapapun dia, dimana pun dia, menjadi apapun dia, sekali JeU, tetep JeU !
Recent Comments