Derita VENUS : memutuskan jodoh, memutuskan kerja, memutuskan ART ,,,,,

Dua hari yang lalu, ART saya yang pulang pergi bantu beberes rumah dan nemenin Hana sebelum saya pulang, resign. Meskipun secara finansial masih sangat membutuhkan, namun penyakit yang ia derita tak memungkinnya untuk membantu saya lagi.

Jadilah sejak dua hari lalu saya mulai “menebar jala” untuk cari-cari ART. Yang bisa nginep kalau bisa. Sambil merencanakan Plan A, B, C, D…kalau-kalau sampai minggu depan belum nemu yang bisa bantu.

Nah, dari “jala yang ditebar” itu mulailah ada informasi-informasi. Tadi pagi saya diskusikan sama si abah.

Ada yang mau, tapi cuman bisa siang sampai jam 2. Gimana? terima atau tunggu kemungkinan lain? Kalau  diterima…gak sreg…gak bisa memenuhi semua kebutuhan….kalau gak diterima, gimana kalau nanti gak dapet-dapet juga? Kalau diterima…gimana kalau nanti ada yang bisa nginep….sayang kalau ditolak….tapi masa yang udah diterima ini dibrentiin baru sebentar….

Begitulah kira-kira kecamuk di pikiran saya. Diskusi tadi pagi belum terlalu membantu. Maklum, si abah dengan ke “mars” annya, dengan sederhana mengusulkan: “ya udah kalau gak memenuhi kebutuhan kita, gak usah diterima, tunggu lagi aja nanti sampai ada yang bisa nginep”. Namun dengan ke”venus”an saya, saya menangkal…”nanti kalau gak ada sama sekali….sampai minggu depan…sampai sebulan..gimana?” dengan mudahnya si abah menjawab: “ya nanti kita pikirkan strategi lain”…..saya gak setuju…tapi, parahnya, saya juga gak bisa memutuskan….

venusKegalauan khas VENUS seperti ini mengantarkan ingatan saya pada saat menghadapi situasi yang relatif sama belasan tahun lalu. Saat bingung memutuskan “apakah mau menerima si X ini untuk menjadi suami, tapi ada yang kurang….tapi nanti kalau ditolak…kalau gak nemu jodoh sampai tua gimana…” maupun saat bingung memutuskan waktu ada panggilan kerja dari perusahaan “A”. Kalau ini diterima, nanti  neyesel kalau minggu depan ada panggilan dari perusahaan B yang lebih keren.. tapi kalau ditolak…trus ga ada panggilan juga dari perusahaan B juga …nyesel gak?

Teori-teori manajemen resiko, tak pernah mempan mengatasi kompleksitas pemikiran si Venus seperti saya. Dan saya yakin, saya tak sendiri haha…ada banyak venus-venus lain yang akan mengalami “kompleksitas pemikiran” seperti saya 😉

Konon, itulah katanya mengapa Allah memasangkan venus dengan mars. wanita dengan pria. hawa dengan adam. saya dengan si abah. Biar “kompleksitas pemikiran” yang sering kali tak berujung pada keputusan itu, diimbangi oleh “kesimpelan berpikir” ala Mars.

Baiklah, sepertinya daripada tak bisa memutuskan, saya serahkan saja keputusannya sama si abah…haha…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: