Tulisan seorang remaja tentang ayahnya

Seorang ibu membaca tulisan anak remajanya  tentang ayahnya.

Si remaja menulis  : “……Aku belajar tentang Al Quran darinya. Darinya aku mengerti bahwa Islam ini sangat berharga dan benar-benar agama yang layak untuk dipilih. …. Ia juga yang mengajariku untuk menjadi orang yang bermanfaat. Cita-cita bersama abahku saat besar adalah membuka rumah sakit gratis bagi orang yang tidak mampu …..”

Rangkaian kalimat itu, membuat si ibu berkaca-kaca. Terutama rangkaian kalimat: “Bahwa Islam adalah benar-benar agama yang layak untuk dipilih”. Itu bukan kalimat normatif yang sering ditemui. Semoga itu kalimat yang keluar dari lubuk hati terdalam si remaja.

Si ibu juga berkaca-kaca menghayati dalamnya ikatan antara si remaja dengan ayahnya. Kata-kata “cita-cita bersama abahku” itu, begitu menyentuh. Sebuah cita-cita yang tak ia ketahui selama ini.

…………

Baru seminggu lalu si ibu mengikuti satu presentasi. Presentasi dari seorang peneliti, yang meneliti tentang TRUST, atau kepercayaan. Dilakukan di konteks Indonesia. Saat ditanyakan “siapa orang yang paling anda percayai?” Jawaban responden setelah direkap, menempatkan IBU di urutan pertama dan AYAH di urutan kedua.

Saat digali faktor-faktor apa yang berkontribusi terhadap KEPERCAYAAN anak terhadap ibu dan ayah, ada satu temuan menarik. Seorang anak, PERCAYA pada IBUNYA, karena faktor relasional. KARENA DIA IBU SAYA. Sedangkan KEPERCAYAAN seorang anak pada AYAHNYA, adalah karena faktor kompetensi. BAHWA IA PUNYA KUALITAS untuk saya percaya.

father daughterMaka, jauh lebih mudah menjadi seorang Ibu. Seorang ibu, seburuk apapun ia, si anak akan mengatakan DIA ADALAH IBU SAYA. Namun seorang ayah, ia harus berusaha untuk menunjukkan kualitas agar ia menjadi sosok yang berharga dan bermakna pada diri anak. Seorang ibu, tanpa ia mau pun, Allah telah “memaksa”nya untuk punya ikatan tak terpisahkan dengan anaknya selama 9 bulan. Tapi seorang ayah, dia bisa memilih untuk “tidak mau” membangun ikatan dengan anaknya

Karena itulah si ibu berkaca-kaca. Ia menghayati, salah satu bakti yang bisa ia berikan pada suaminya adalah, memberi ruang dan waktu agar suaminya, menjadi ayah yang bermakna untuk anak-anaknya.

sumber gambar : http://everydaylife.globalpost.com/suggestions-fatherdaughter-outing-18491.html

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: