09. Jangan ge-er….

Salah satu cerita paporit yg biasanya diceritakan oleh jamaah yang baru pulang haji adalah “keajaiban-keajaiban” atau “kebaikan-kabaikan” yang ia terima selama di tanah haram. Misalnya “itu kan thawaf lagi padet, tapi waktu saya thawaf, tiba-tiba aja semua orang memberi jalan sehingga saya bisa leluasa mencium hajar aswad” atau “gak tau ya, tiap sholat selalu saya tuh ada yg memberi makanan, padahal gak kenal”.

Kalau saya perhatikan, ada 3 kategori “motif” org menceritakan hal ini. (1) sebagai rasa syukur (2) ingin menunjukkan kebaikan orang lain. Ada lagi motif yg ketiga. Motif ketiga ini tampaknya berkaitan dengan keyakinan bahwa kebaikan dan keburukan kita mendapat balasan langsung di tanah harom. Jadi, motif yang ketiga adalah secara implisit ingin menunjukkan bahwa ia adalah orang yang “baik”. Biasanya gestur dan intonasinya bisa kita rasakan. Seringkali ditambah dengan kalimat…”Ya, kan gimana kitanya nya…kalau kitanya baik ya…bla..bla..bla..”.lalu ditambah dengan membandingkan kondisi orang lain yang tidak baik.  Intinya, pesan yang ingin disampaikan adalah : “gw ini orang baik looooh…”
Mmmhh…menurut saya, memang setiap kejadian yang terjadi pada kita, baik yang kecil maupun yang besar haruslah menjadi bahan tafakur bagi kita. Tak hanya di tanah haram, tapi juga saat di tanah air dan dimana pun kita berada. Untuk peristiwa buruk, saya menyaksikan banyak yang lebih “peka” dan berintrospeksi daripada saat di tanah air. Sehingga segera beristighfar dan menyadari kesalahan yang dilakukan. Its a good thing! Precious malah…

Tapi jika kita mengalami “keajaiban” hal yang baik, menurut saya siiiih…sebaiknya kita gak ge-er dan merasa bahwa itu adalah karena kita orang yang baik. Itu adalah rahmat Allah. Kasih sayang Allah. Titik. Karena, kalau sifat Allah itu adalah take and give, maka…sungguh…tentunya kita selalu akan berada dalam keburukan sebagai akibat dari perilaku kita. Pembimbing haji kami selalu mengawali tausyiahnya dengan mengatakan bahwa kami, bisa berada disini, di tanah yang palig dicintaiNya, sama sekali bukan karena kesolehan kami. Karena kalau demikian, buanyaaaaaak yang lebih sholeh dari kami. Buanyaaaaak yang sholat malamnya lebih istiqomah, sholatnya lebih khusyuk, shodaqohnya lebih banyak, amalnya lebih ikhlas…tapi belum mendapat undanganNya. Maka, kami disini bukan karena balasan amal yang kami lakukan, melainkan karena ke Rohman Rohimnya Allah. Seperti juga kalau kita masuk syurga kelak, itu adalah karena rahmatNya.

Jadi sekali lagi, jangan ge-er. Apalagi riya dan sombong. Jangan.

Ahad, 6 okt 2013.  bada maghrib, masjidil harom

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: