15. Pengemis Bandung dan “Pengemis Mekah”

Beberapa hari yang lalu, teman saya menceritakan bahwa ia membaca berita dari tanah air, khususnya dari kota kami tercinta: Bandung. Katanya, RK walikota kami akan memberdayakan para pengemis tersebut untuk menjadi penyapu jalan dengan bayaran 700 ribu. Tapi para pengemis tersebut menolak, dan meminta bayaran 4-7 juta, sebanding dengan “pendapatan” mereka sebagai pengemis. Tentu banyak yang “geram” membaca berita tersebut.

Mungkin banyak juga yang heran. Ternyata, masalah para tunawisma dan pengemis itu bukanlah mengenai lapangan pekerjaan. Tapi mengenai mental. Mental meminta. Mental tak malu. Semoga mental tersebut bukanlah merupakan mental bangsa. Semoga mental itu hanyalah milik sedikit orang di negara ini. Meskipun melihat kejadian barusan, saya begitu “terpukul”…

Kejadian apakah?
Di hari-hari mendekat kegiatan inti haji, banyak LSM maupun para dermawan di Saudi khususnya di Mekah yang memberikan hadiah-hadiah. Biasanya berupa box-box makanan kecil, kurma maupun minuman atau buku2 kecil/booklet. Tiap ada pembagian seperti itu, pasti terjadi rebutan.Yang saya saksikan langsung adalah barusan, saat saya turun ke lobi dan ada pembagian box makanan kecil. Banyak orang yang meminta lebih dari satu box. Saya pikir, mereka mengambilkan untuk teman-teman mereka. Ternyata bukan. Semuanya mereka masukkan ke tas mereka sendiri, karena mereka sedang menunggu jemputan bis ke Mina di lobi ini. Suasananya hiruk pikuk, diiringi teriakan-teriakan meminta dari jamaah haji dan sesekali terdengar kata “haram, haram”, dari petugas yang melihat ada yang meninta lebih dari satu box makanan untuk dirinya sendiri.

Tertnyata yang saya lihat itu belum seberapa. Beberapa menit kemudian, ibu-ibu dan  bapak-bapak yg tidak sabar menerima pemberian, tiba-tiba “menjarah” kotak-kotak besar tempat box-box makanan itu berada. Karena posisinya dekat kaca, maka saya bisa melihat jelas keributan, kerusuhan yang terjadi.  Ada teriakan, jeritan, ada ibu-ibu yang tergencet, ibu-ibu lain mendorong, …. Aduuuuh…. Sediiiiih sekali …rasanya hati ini teriris2…

Inilah saudara-saudaraku tercinta. Para tamu undangan Allah, manusia-manusia yang terpilih untuk berkunjung ke rumahNya. Apakah mereka sangat miskin dan tidak sanggup membeli makanan kecil itu sendiri? Tampaknya tidak. Karena mereka punya uang 35juta untuk membayar ONH. Mereka pun sebagian sudah memakai baju dan kerudung khas Mekah yang mereka beli disini. Ya, soal perilaku meminta dan tak tahu malu, memang bukan masalah punya atau tidak punya. Ini masalah mental.

Ini PR kita. PR para pemimpin kita, PR kita sebagai ibu dari anak-anak kita. Tumbuhkan mental “tangan di atas”. “Musnahkan mental meminta, bangga kalau diberi, bahkan mengambil hak orang lain” dari anak2 kita…

Jangan ada keluarga kita yang bermental pengemis. Dimanapun ia berada. Amiiin.

7 dzulhijah, bada isya

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: